Pages

Popular Posts

Senin, 03 November 2014

November 2010-2014

Tuan baik hati. Saya bertemu denganmu Agustus 2010 ditengah keributan kecil para calon sarjana. Tidak tepat rasany "bertemu" ala kita dijabarkan sebagai pertemuan tatap muka. Saya tidak menyadari keberadaanmu bahkan eksistensimu seperti tenggelam dalam suara dan teriakan. Radarku tidak membacamu.
Suatu hari,yang kata saya hanya sebuah kebetulan kecil,saya dan kamu bertemu. Bertatap muka. Berjabat tangan. Menyebutkan nama masing-masing. Sekali lagi, radar milikku tidak menemukanmu. Saya lebih memilih radar saya untuk mencari frekuensi lain di sekitar kita.
Suatu saat saya menyadari kamu berbeda. Entahlah,saya hanya mengira-ngira. Sampai akhirnya saya menetapkan pilihan. Saya dan kamu memilih untuk berjalan bersama. Kata "Kita" mulai muncul dan saya dan kamu mulai menanamkan rasa lewat setiap detik yang dijalani.
Saat itu saya berfikir kita bisa melakukan segalanya. Asalkan kamu bersama saya dan semuanya akan berakhir dengan baik. Tamat.
Tapi saya salah,kita berdua salah. Saya tidak berfikir dengan baik. Tidak tidak,saya tidak menganggap "Kita" adalah sebuah kesalahan. Hanya saja,andai kita lebih menahan diri,masing-masing dari kita akan menjalani hari yang berbeda.
Ah maaf,ini bukan sebuah penyesalan di bagian akhir. Ini sebuah kenyataan yang harus dihadapi. Sudah 4 tahun saya lari dari semua pikiran ini. Saya belum memiliki keberanian untuk menangkap tiap letupan kegelauan dan menerjemahkanny secara langsung lewat suara. Saya lumpuh ketika harus berhadapan denganmu. Saya terlalu egois untuk bisa menerima bahwa kamu berhak untuk menjalani hubungan yang lebih baik. Bukan dengan saya.
Semakin saya ingin lari dari kamu,Tuan baik hati,semakin saya tidak bisa menahan diri untuk tidak menoleh kearahmu. Kamu seperti magnet untuk saya,walau kenyataannya kita adalah 2 kutub yang bermuatan sama.
Ada hari dimana saya ingin mengakhirinya dengan sebuah kejadian dramatis yang penuh amarah dan benci. Sehingga saya bisa menghindarimu dengan mengingat perihnya luka yang ditinggalkan. Tapi kamu berhak menerima lebih dari sekedar tangisan. Akan tidak adil bila saya memutuskan sendiri tanpa melibatkan kamu. Artinya saya akan berhadapan dengan kenyataan yang paling ditakuti. Kamu. Saya takut saya tidak bisa menahan diri dihadapanmu dan menyerah untuk kembali pada kenyataan. Tentu keberanian itu harus datang dari diri saya sendiri.
Tuan baik hati,maukah kamu memaafkan semua kesalahan saya? Maukah kamu bersabar dan memberikan saya waktu ketika nanti kita tidak bersama lagi?
Tiap detik dari menit yang saya jalani selama ini telah memberikan warna dengan berbagi bersama kamu,Tuan baik hati.
Selamat 1 November 2014

Kamis, 02 Oktober 2014

Ketika puncak tak lagi sama

Untuk melihat apa yang terdapat di puncak gunung, tak cukup hanya memandangi dari kejauhan
Kau perlu menjajakinya hingga puncak tak melebihi tinggi badanmu.

Tetapi puncak tetaplah puncak
Yang terlihat kadang tak sesuai dengan ekspektasi ketika berada begitu dekat.

Kemudian, kita hanya perlu memejamkan mata. 
Ada setapak perjalanan yang harus ditembus
Rimba, semak, lavender, debu dan dingin semua menghambur menjadi kesatuan.
Sebuah perjuangan.

Mudah untuk mencapai puncak
Ketika seseorang memilih untuk mendaki, artinya resiko telah ia rekam baik-baik
Hanya saja, ketika bagian tertinggi telah ia raih
Ia hanya bermimpi pernah menaklukkannya.

Pendakian telah selesai. Selamat!
Lalu, apa selanjutnya? Puncak sungguh berbeda
Perjalanan menjejalkan kaki di tanah tertinggi telah dilakukan. 
Namun tanpa pengakuan.
Lalu bagaimana?

Kamis, 17 Juli 2014

Halo Jogja :))





Hai kota mimpiku, Jogjakarta
Apa kabarmu baik-baik saja? 
Siang ini aku mengunjungimu lewat sekelumit ingatanku
Rasanya rindu sekali menghirup udara panasmu yang lembab dan mengingat sensasinya menempel langsung di paru-paruku. Membayangkannya saja membuat semburat di pipi muncul lagi.

Siang ini,
Apa suhu udaramu tengah berubah-ubah? Aku mendengar anomali cuaca sedang singgah di beberapa kota
Apa itu mengganggumu?
Ah..semoga geliat kotamu tak padam dengan cuaca yang semakin berani ini

Rasanya sudah sekian lama aku hanya berani bersenang-senang denganmu lewat imajinasi. Terbatas akan kemampuan menerjemahkan keadaan, aku mengunjungimu tiap kali wajah kotamu terpampang di balik layar
Penuh pesona..
Selalu berhasil menarikku dalam rengkuh kerinduan
Dan aku akan selalu terhisap oleh magisnya remang lampu Malioboro
Keteduhan yang ditawarkan di balik bayang dua pohon beringin di Alun-alun
Bahkan oleh riuh lagu kehidupan pasar Beringharjo

Akhir tahun ini
Aku berharap bisa menapakkan kakiku lagi di tanahmu
Menikmati ujung-ujung kota hanya berdua denganmu. Hanya ditemani langit dan bumi
Sebagai seorang tamu istimewa yang kau sambut dengan kehangatan petang











Minggu, 26 Januari 2014

Just like the right pair of shoes

 " The eyes can mislead. The smile can lie. 
But the shoes always tell the truth" 
- House -



Seperti "Sepatu"..jangan marah ketika aku katakan itu kepadamu. Bukan dalam hal injak-menginjak tapi lebih dari pada itu. Bukan karena ketidaksamaan langkah, kau di kanan, aku di kiri. Bukan hanya karena terlihat menarik di balik gerai toko yang aku lewati.  
Sepatu kamu sepatu..yang selalu ada, menyamankan langkahku. Keliling seharian aku sanggup tanpa istirahat. Kakiku tak akan terasa lecetnya ketika melangkah bersamamu. Yaah meskipun sebenarnya lecet, sedikit. Banyak. Tak apa.  
Kamu sepatuku. Akupun bisa menjadi sepatumu. Bukan dalam hal injak-menginjak. Dalam hal saling melengkapi dan menuntun langkah masing-masing. Hanya bersama tanpa bergandengan. Tak apa. Meski berbeda langkah. Tak apa. Kiri dan kanan sama saja. Cepat dan lambat sama saja. Karena semuanya sama-sama satu tujuan, menyamankan dan menyeimbangkan...Ya kan?

Rabu, 25 Desember 2013

Merry Christmas 12.25.13


"Merry Christmas people all over the world.
and Many good wishes for a new year of happiness and prosperity"


nice cupcakes for nice christmas eve :))

Minggu, 15 Desember 2013

Untuk Wanita yang Bukan Wanitaku #2

I wanna love you like the huricane. I wanna love you like a mountain rain. 
So wild so pure. So strong and crazy for you.
[Nidji - Rahasia Hati]


Sapanya lembut di telepon. Membangunkanku yang sebenarnya terusik bahkan hanya untuk membuka mata sekalipun. Masih pukul 10 dan wanitaku terlalu bersemangat memotong waktu tidurku yang kurang dari 6 jam. Tapi tetap, aku tidak bisa menolak ajakan telingaku untuk menikmati suaranya. Sudah seperti candu pagi hariku. Hanya dengan berkata "Hai" sekejap saja kesadaranku mulai mengisi ruang-ruang kosong dalam kepala. Ia ahlinya. Mengais tiap memori, selalu menggoda untuk menyatukan tiap potong ingatan sehingga aku bisa melihat betapa cantiknya wanitaku.

Sedetik. Dua detik...Ada yang berbeda. Ia terlalu cerah untuk seseorang yang yah, kau tahu, ia mengalami hari yang berat kemarin malam. Terisak di pundakku. Menangis sejadi-jadinya hingga tetesan air matanya menganak sungai di pipi. Dan sekarang, ia terlihat bersemangat. Seperti lahir baru. Sehebat itukah wanitaku ini? Atau ia masih menyimpan perih untuk dirinya sendiri? Bila memang begitu, ia terlalu hebat mengkamuflasekan sakitnya sehingga tak terbaca. Seperti menguap. Hanya saja..getar nafasnya masih terasa.
"Aku ingin bertemu kamu"
Wanita ini dengan segala keindahannya. Bahkan suaranya pun terasa amat sangat menusuk rindu. Kalau saja saat ini tidak ada jarak antara aku dan wanitaku, kegilaan ini akan berlanjut sampai aku dapat melumat suara merdunya.

Senin, 09 Desember 2013

:*

Selamat 9 Desember 2013 
Selamat 22