Pages

Popular Posts

Minggu, 16 Juni 2013

Setipis kebodohan

Percaya kamu setipis kebodohan
Menunggu kamu seperti berbohong pada diri sendiri
Sejak kapan kita menjadi asing
Sejak kapan kita memiliki privasi

Bentangan jarak yang memisahkan
Sejengkal rasakan penghianatan
Tak butuh waktu lama untuk tahu ada yang salah
Aku perempuan. Aku punya insting

Terlalu lama waktu terjalin antara kamu dan aku
Terlalu naif sebuah baik-baik saja itu
Aku yakin ada yang salah
Aku lelah menutupinya. Kamu terus mengingkarinya

Bicara satu-satunya jalan keluar
Mengakhiri atau terakhiri
Tapi lagi-lagi perasaan memperbudak logika
Aku ingin bicara

Sedetik kemudian, sambungan yang menghubungkan kita terputus
Tuut tuut tuut..

"Ssstt..

Kita mengawali hari ini dengan cerita paling sederhana. Mendiskusikan aktivitas kamu kemarin dan segala yang memenuhi otakmu. Kamu sedang galau. Aku ingin tertawa sejadinya. Tapi aku juga tidak ingin melukai perasaanmu secara blak-blakan. Jadi aku hanya akan menertawakanmu dengan tidak langsung, lewat tulisan. 
"Ahahahahahahhaa..Ahahahahhaa"
Ah maaf.
Jangan tersinggung dulu. Aku tidak sedang tertawa di atas penderitaanmu. Tidak setega itu.
Begini, biarkan aku sedikit menjelaskannya. Dengarkan aku baik-baik karena apa yang akan aku katakan lebih penting dari rahasia terpenting sekalipun.
"Ssstt..Kamu punya aku"

Selasa, 11 Juni 2013

Kembali Pulang (Rumah)

Kembali.
Perjalanan aku lakukan. 
Bukan perjalanan waktu seperti di cerita fiksi.
Tapi pulang, menuju rumah. Menemukan kembali "Kita"

Setiap jengkal memori kemarin mulai bermunculan.
Menusuk sampai ke urat syaraf tulangku, Dingin.
Jika cerita fiksi benar adanya,
Aku ingin menuliskan sebuah pesan untukmu.
Bahwa aku merindukanmu. Bahwa aku menginginkan ceria kita.
Jangan bawa semua bersama  kepergianmu.
Karena aku tetap disini. Berdiri. Menunggumu dalam pedih
Aku putus asa dan kehilangan arah. Aku goyah.
dan seketika, aku Ingin menyerah. 
Bolehkah?

Tapi seketika pula, rasa ingin kembali pulang meluap-luap.
Sebuah perjalanan lagi untuk menemukan kamu dan aku.
Tunggu disana. 
Sambil pinjamkan sedikit saja keberanianmu.
karena aku benar sangat membutuhkannya saat ini.

Jumat, 07 Juni 2013

Yogyakarta-ku

Hujan menyambut
Rintiknya seperti berkata "selamat datang kembali"
Kita akhirnya disini, Yogyakarta
Aku terpesona (lagi) oleh detak kehidupannya
Tak pernah surut termakan waktu
Nafasku memberat tapi aku tersenyum
Rasanya sama..rasa saat berjumpa kamu tentunya
Dag dig dug
Sempurna

Tepat pukul 10 waktu kota ini, kita memilih mengawali dengan Malioboro.
Ditemani rintik kecil di bawah teduh redupnya lampu jalan,
Kamu menarikku untuk mengisi perutmu yang sudah berteriak lapar.
Kita pesan Nasi Goreng "Spesial" untukmu
Kamu tahu kenapa disebut Spesial?
Spesial karena aku menikmatinya bersama Kamu
di Kota ini
di Malioboro ini

Rasanya sama..Spesial
Seperti rasa saat pertama kamu pegang tanganku 31 bulan yang lalu.
Mengumumkan pada dunia bahwa sekarang bukan kamu, bukan aku.
Tapi kita..

Aku tersenyum. aku tahu sesuatu.
Ternyata, Yogyakarta tak pernah jauh seperti kelihatannya.
Karena Kamu..Yogyakarta-Ku

Kamis, 06 Juni 2013

Sebuah Perjalanan (Menuju Yogyakarta)

Hari ini kita duduk bersebelahan.
Masing-masing diam membiarkan waktu menggeliat lambat.
Tiada kata yang meluncur indah seperti biasanya. Canda maupun tawa. 
Hanya jemari yang dipaksakan saling bertautan.
Selain itu semua membeku dalam dingin hujan siang ini.
Kamu. Aku. Kita bisu. Kaku.

Diam. dan Diam. dan Diam.
Membiarkan rasa ini menguap selama perjalanan. Menyesakkan nafasku.
Rasa ini tetap menguar menguasai pikiran masing-masing.
Sibuk mencari jalan untuk tersingkap ke permukaan.
dan tiba-tiba saja kudapati paru-paruku menciut karena atmosfer yang ada.

Kini, perjalanan yang tidak memakan waktu singkat ini terasa semakin melelahkan.
Masih panjang sampai kita menapakkan kaki di kota itu.
Yogyakarta.
Kota impianku.
Kota yang bagiku menyimpan sisi magis dan romantis.
Merasukiku setiap kali, seperti pulang ke rumah yang telah lama aku tinggalkan.
Tapi tidak bagimu. Entah apa maknanya di matamu.
Biasa saja. Cukup biasa saja. Atau sangat biasa saja.
Siapa yang tahu. Dan aku mencoba untuk tidak peduli walau setengah mati aku ingin tahu.

Jawaban itu ada. Pertanyaan akan eksistensi "kita" selama ini
Ya. Kita akan menemukannya.
Kota ini pasti punya jawaban.
Karena ia selalu begitu

Rabu, 05 Juni 2013

Kamu Bukan Superman

Hey kamu!
ini sudah terlalu malam. Jangan terlalu larut dalam obsesimu.
sebentar lagi jarum jam akan menunjuk pukul 12 dan kamu masih terjaga?
Jangan! Kamu harusnya sudah tertidur pulas sekarang.
Tugas-tugas itu membutakanmu.
dan lihat..kamu lupa makan lagi hari ini.
perutmu mengerontang meski tetap terlihat dibalik kaos abu ketatmu.

Hey kamu!
Berhenti. Berhentilah seolah waktu sedang memberikan ruang untukmu bernafas.
dimana letak belas kasihanmu kepada tubuh dan otakmu?
mereka bukan mesin, bukan alat apalagi barang.
Kamu bukan Superman yang bisa mengatasi semuanya. Iya kan!?

Hey!!
pikiran ini membunuhmu, mereka membunuhmu, merenggutmu dari aku.
dan kamu jangan hanya bisa diam.
Kamu ingat malaikat mimpi yang sering kita bicarakan?
Sekarang ia sedang menunggumu terlelap dan siap membagikan ceritanya untukmu.
Jangan buat dia menunggu terlalu lama.
Dia masih menunggumu. Dia punya jalan untuk mempertemukan kita malam ini
kecuali..kamu memang tidak ingin bertemu denganku.

Ingat..Kamu bukan Superman.
dan sampai bertemu di mimpi "kita"