Pages

Popular Posts

Kamis, 28 November 2013

Cerita tentang Sahabat

Tujuh bulan lamanya terhitung April aku baru bisa menulis sebuah cerita tentang kamu. Sekian lama draft tulisan ini teronggok manis menghuni daftar entri blogku tanpa pernah aku selesaikan. Sebuah tulisan terhebat, kamu tahu!! yang aku ingin mereka semua tahu. Tentang kamu seorang sahabat. Tentang sosokmu yang begitu fenomenal. Kamu...
"Robby Rifal Hamdani"
Kamu ibarat anak sungai yang baru merintis jalannya. Tanpa sadar, kamu membawa semua terhanyut bersama renyahnya candaanmu. Konyolmu membuat lupa bahwa semua dimulai dari nol. Peduli apa dengan aliran tanpa arah yang pasti. Peduli apa dengan sistem yang seharusnya. Asalkan kamu selalu disini, semua akan terasa sama. Terutama untukku yang baru mengenalmu tak lebih dari 3 tahun belakangan. Sangat singkat tapi kamu sangat hebat.

Untukku, perlu sebuah keberanian ketika mengarahkan kursor pada pilihan "publikasikan" yang aku anggap begitu horor. Sampai-sampai kisah tentangmu yang terekam oleh otakku aku simpan sendirian saja. Maafkan aku. Aku terlalu takut memikirkan kepantasan deskripsi dirimu di dalamnya. Aku tak ingin memulai anggapan bahwa aku hanya menjadikanmu sebagai objek tulisan.
Bukan. Aku ingin kamu jadi subjeknya.

Aku bersidekap. Memantapkan keinginanku. Malam ini, aku ingin kamu dikenang.
Yakin atau tidaknya aku, semua aku yang putuskan. Bukan begitu sahabat? Seperti katamu dulu, bahwa "seseorang harus yakin pada pilihan yang ia buat". Jelas itu kamu. Aku ingat! Karena kamu berpegang teguh pada pilihanmu sendiri sampai akhir. Kamu, sahabatku, selalu mengikuti jalanmu ke setiap puncak yang kamu temui. Mencari tempat paling tinggi untuk kamu jadikan obsesi pendakianmu. Kamu menjadi seseorang yang akan selalu berjalan di depan tanpa perlu ragu untuk menoleh ke barisan paling belakang. dan ketika puncak berhasil kamu taklukan, kamu akan menjadi orang pertama yang tersenyum kegirangan. Melompat-lompat seperti bocah kecil dengan mainan barunya.

Tapi sahabatku, kamu melupakan satu hal. Kamu terlalu jauh mendaki. Kali ini kamu meninggalkan aku, meninggalkan kami dibelakang. Kamu terlalu jauh mendaki sampai ke puncak-Nya. Tidakkah kamu mendengarkan nyanyian sendu ini? Tidakkah kamu melihat perihnya kami melihatmu dari sini? Kamu kaku!! Mana hangatmu!!

Kami merindukanmu..sungguh!!
Senyummu. Candamu. Tawa lugasmu. Nada suaramu. Nyanyian sumbangmu. Teriakanmu. Sentuhanmu. Celotehmu. Kebodohanmu. Wajahmu.

Perasaanku semakin tak karuan ketika soundtrack film "Gie" favoritmu mengalun mengisi kekosongan. Aku tak dapat menahan isakanku lagi. Membludak begitu saja diatas rindu.
Hei..fal kami merindukanmu. Sungguh benar-benar rindu. 



Untuk sahabat singkatku :
Terimakasih telah mengenalkan alam kepadaku. Mengajari bagaimana mengaguminya lewat gunung dan awannya. Terimakasih telah menyertakanku dalam pendakian ke Gunung Panderman. Membawaku ke dalam duniamu yang ingin kau kenalkan kepada setiap orang.
Semoga Tuhan memberikan gunung paling indah untuk kamu daki disana.

Robby Rifal Hamdani (7 Desember 1992 - April 2013)


0 komentar:

Posting Komentar