Pages

Popular Posts

Rabu, 27 November 2013

Untuk Wanita yang Bukan Wanitaku

Diam-diam aku jatuh cinta. Kepada sepasang mata berwarna cokelat yang memesona. Pada senyum manis yang membuatku betah berlama-lama memandanginya. Potret dirinya begitu jelas berkeliaran di dalam kepala seperti rembulan di langit malamku. Sejuk dan menenangkan walau malam terasa lebih dingin dari biasanya. Sederhana namun begitu istimewa. Ah..

Diam-diam aku memperhatikan. Segala ekspresi yang terpasang di wajahnya adalah sempurna tanpa celah sedikitpun. Semburat merah di pipinya, wangi shampo bayi dalam geraian rambutnya yang halus, dan sepasang alis yang bertautan disaat sedang mengernyit kaku. Bahkan ia terlihat lebih istimewa ketika sedang menangis. Apa karena hatiku sedang dipenuhi semua tentang dirinya? Atau hanya sebatas perasaan lalu karena ia menjadikanku tempat mencurahkan segala kegalauannya??

Dan hari ini ia terisak (lagi). Aku tak menyangkal betapa lembut wajahnya dalam tangisan. Begitu mengundang untuk kuusap tiap tetes air mata yang jatuh di pipinya. Tapi aku tak punya keberanian. Lagi pula aku tak suka saat-saat seperti ini. Diujung telepon saat ia menghubungiku siang tadi, aku tahu ia sedang galau. Sedang putus cinta. Ia menangisi seorang lelaki yang sama sekali tak mengerti betapa indah dirinya yang katanya lelaki itu adalah kekasihnya. Bodohnya laki-laki yang tak memperlakukan wanitaku seperti seharusnya. Ya..wanita ini adalah wanitaku meski sebatas dalam hati aku menyebutnya begitu.

Ia menyandarkan kepalanya di pundakku. Sementara aku menyalakan rokok Marlboroku, menghisapnya dalam-dalam ditemani suara paraunya yang terdengar seperti nyanyian rindu. Rindu untukku atau untuk kekasih bodohnya? Entah..terlalu beresiko untuk berspekulasi.

Kini aku merasakan tubuhnya terguncang hebat. Pundakku mulai basah kembali oleh air matanya. Aku tak peduli. Ia bisa menggunakan pundakku kapanpun ia mau. Ia menatapku nanar dan mulai merancau. Betapa sakit perasaannya, betapa telah banyak yang ia korbankan demi akhir yang tak jelas. Bertanya adakah yang kurang dari dirinya. Salahkah ia yang begitu mencintai dengan tulus sampai-sampai cintanya hanya dianggap sebagai isapan jempol. Dan setelah sekian lama perasaannya terabaikan, kini lelakinya meninggalkannya dengan alasan klasik. Jenuh. Bosan. Monoton. Bagiku alasan itu terlalu mengada-ada. Hanya dia yang tak memiliki keberanian yang mampu berkata seperti itu kepada wanitaku. Lebih parahnya lagi, laki-laki itu berani membandingkan wanitaku dengan perempuan yang jelas sangat tak sepadan. Konyol!!!

Wanitaku tidak segampang itu. Ia lebih dari sekedar yang terlihat. Aku bisa melihat semua yang lelaki itu, ataupun lelaki-lelaki lainnya tak bisa lihat dari sosok rapuhnya. Dan wanitaku, ia takkan pernah tahu caraku memandangnya. Ia takkan pernah menyadari perbedaannya karena aku menutup rapat semua rahasiaku. Aku mencintainya. Mengaguminya. Memujanya. Tapi aku terlalu takut mengakuinya. Takut menghancurkan apa yang aku dan wanitaku miliki. Sebuah ikatan yang tak terdefinisi.


"Aku tak bisa menuduh semua laki-laki yang menyakitimu sebagai pengecut. 
Karena aku sendiripun adalah seorang pengecut!"


***

5 komentar:

SONNY BUDIRTA mengatakan...

buii dayu jadi penulis karang nok

Unknown mengatakan...

ahahaa :p

Unknown mengatakan...

sumpah keren bnget day , btw siapa cwo yg ngisep marlboro?? mahe kan gak ngerokok..wkwkwk

Unknown mengatakan...

kn ga smua mesti dy -..-

SONNY BUDIRTA mengatakan...

pong uda merokok karang dia tek,

Posting Komentar