Pages

Popular Posts

Sabtu, 30 November 2013

Menangkap angin

Sakitnya masih terasa. Hatiku bukan terbuat dari baja yang meski kamu gores berulang kali sakitnya seperti tergigit semut. Bukan. Definisikan sakit itu seperti apa? Seperti melihat kamu berdiri bersamaku tapi hatimu masih untuknya. Mungkin pikirmu aku terlalu melebih-lebihkan. Bagaimana tidak. Bisakah kamu mengatasi semua rasa galaumu ketika aku memikirkan orang lain dalam otakku dan itu bukan kamu? Tidak. Karena aku memang belum pernah melakukan itu terhadapmu. Beruntung sekali kamu.

Soal keberuntungan, mungkin aku tidak seberuntung dia (MUNGKIN). Perempuan yang mengisi hati terdalammu tetapi sangat mudah terbaca dari permukaan. Air mukamu tidak pernah bisa berbohong padaku sayang. Sampai matipun kamu menyangkal, hal itu sangat akurat. Aku tidak sebodoh ketika kamu mengatakan "tidak, hanya teman biasa" atau "jangan mulai lagi, dia hanya masa lalu". Benarkah? Itukah yang hatimu katakan? Atau hanya celotehan mulutmu yang kelewat manis untukku. 

Pernah sekali waktu aku meminta pada Tuhan. Andai aku bisa menjadi perempuan yang kamu inginkan. Sekali saja dalam 2 tahun kebersamaan kita. Egois! Ya memang! dan memangnya kenapa? Aku tak akan meminta lebih dari ini jika aku mampu menjentikkan jariku untuk membuatmu melihatku! Hanya aku ingin disatu saja kesempatan, kamu menyadari kehadiranku. Sayang, lihatlah kearahku. Aku tidak ingin sebatas menjadi kekasih kondisionalmu. Aku ingin diakui. Berhentilah menatapnya.

Kamis, 28 November 2013

Cerita tentang Sahabat

Tujuh bulan lamanya terhitung April aku baru bisa menulis sebuah cerita tentang kamu. Sekian lama draft tulisan ini teronggok manis menghuni daftar entri blogku tanpa pernah aku selesaikan. Sebuah tulisan terhebat, kamu tahu!! yang aku ingin mereka semua tahu. Tentang kamu seorang sahabat. Tentang sosokmu yang begitu fenomenal. Kamu...
"Robby Rifal Hamdani"

Rabu, 27 November 2013

Untuk Wanita yang Bukan Wanitaku

Diam-diam aku jatuh cinta. Kepada sepasang mata berwarna cokelat yang memesona. Pada senyum manis yang membuatku betah berlama-lama memandanginya. Potret dirinya begitu jelas berkeliaran di dalam kepala seperti rembulan di langit malamku. Sejuk dan menenangkan walau malam terasa lebih dingin dari biasanya. Sederhana namun begitu istimewa. Ah..

Diam-diam aku memperhatikan. Segala ekspresi yang terpasang di wajahnya adalah sempurna tanpa celah sedikitpun. Semburat merah di pipinya, wangi shampo bayi dalam geraian rambutnya yang halus, dan sepasang alis yang bertautan disaat sedang mengernyit kaku. Bahkan ia terlihat lebih istimewa ketika sedang menangis. Apa karena hatiku sedang dipenuhi semua tentang dirinya? Atau hanya sebatas perasaan lalu karena ia menjadikanku tempat mencurahkan segala kegalauannya??

Minggu, 24 November 2013

Selamat panjang umur rumahku "UNIKAHIDHA"

Hanya sebuah ruang
sebuah tempat tak lebih besar dari yang terbayang
hanya rumah ditengah keterbatasan

dia yang..
KECIL tapi kokoh menompang ratusan 
KOSONG tapi memberi kehangatan untuk dibagi
maupun SEPI tapi menyimpan kerinduan untuk kembali

dari segala riuh kota ini dan padatnya yang menyesakkan
saat ingatan mulai membuat muak
larilah menujunya
dia hanya akan diam
menunggumu mulai bercerita walau hanya mendengarkan
walau kau hanya sekedar bersila dan membisu bersamanya
atau tertawa bersama yang lain

ya..Aku menyebutnya rumah
Kami menyebutnya rumah

"Selamat panjang umur rumahku, UNIKAHIDHA-ku"