Sakitnya masih terasa. Hatiku bukan terbuat dari baja yang meski kamu gores berulang kali sakitnya seperti tergigit semut. Bukan. Definisikan sakit itu seperti apa? Seperti melihat kamu berdiri bersamaku tapi hatimu masih untuknya. Mungkin pikirmu aku terlalu melebih-lebihkan. Bagaimana tidak. Bisakah kamu mengatasi semua rasa galaumu ketika aku memikirkan orang lain dalam otakku dan itu bukan kamu? Tidak. Karena aku memang belum pernah melakukan itu terhadapmu. Beruntung sekali kamu.
Soal keberuntungan, mungkin aku tidak seberuntung dia (MUNGKIN). Perempuan yang mengisi hati terdalammu tetapi sangat mudah terbaca dari permukaan. Air mukamu tidak pernah bisa berbohong padaku sayang. Sampai matipun kamu menyangkal, hal itu sangat akurat. Aku tidak sebodoh ketika kamu mengatakan "tidak, hanya teman biasa" atau "jangan mulai lagi, dia hanya masa lalu". Benarkah? Itukah yang hatimu katakan? Atau hanya celotehan mulutmu yang kelewat manis untukku.
Pernah sekali waktu aku meminta pada Tuhan. Andai aku bisa menjadi perempuan yang kamu inginkan. Sekali saja dalam 2 tahun kebersamaan kita. Egois! Ya memang! dan memangnya kenapa? Aku tak akan meminta lebih dari ini jika aku mampu menjentikkan jariku untuk membuatmu melihatku! Hanya aku ingin disatu saja kesempatan, kamu menyadari kehadiranku. Sayang, lihatlah kearahku. Aku tidak ingin sebatas menjadi kekasih kondisionalmu. Aku ingin diakui. Berhentilah menatapnya.